Warga Desa Karang Ajar merasa senang ketika seorang anak durhaka yang
 sering menghardik orangtuanya tiba-tiba saja berubah menjadi seekor 
babi. Kejadian ini berlangsung ketika SD (17 tahun) ditemukan sudah 
berubah menjadi babi saat sedang tidur di kamarnya. SD memang selama ini
 dikenal sebagai remaja yang durhaka kepada orangtuanya, ia sering 
membentak dan mengambil paksa uang ayahnya untuk menyewa internet di 
warnet. Menurut Sabrin (30 th), warga sekitar sudah sering 
memperingatkan dan menasehatinya bahwa perilaku tersebut salah. Bahkan, 
Sabrin sempat menakut-nakutinya bahwa anak durhaka akan terkena adzab 
dan berubah menjadi binatang.
“Saya sudah bilang sama dia (SD), anak durhaka pasti kena adzab, 
nanti akan berubah menjadi babi atau anjing,” ucap Sabrin, “tapi dia 
nggak percaya. Dia bilang itu nggak masuk akal. Dasar sok pintar. Tapi 
sekarang lihat kan siapa yang benar? Saya puas karena kata-kata saya 
terbukti. Hahaha.”
Sabrin dan para warga Karang Ajar yang lain tampak gembira saat 
melihat SD yang berwujud babi sedang tiduran karena sulit bergerak. 
Memang, masih banyak warga yang mengaji di sekitarnya dan memberikan 
sumbangan kepada orangtua SD, tetapi bisik-bisik kepuasan selalu 
terdengar di sela pengajian.
“He he he, saya bilang juga apa. Makanya jadi orang jangan sombong. 
Dinasehati malah membantah, begini kan akibatnya. Rasain, dia kena adzab
 karena memang salahnya sendiri,” ucap Nurdin (42), tetangga SD. Meski 
kebanyakan warga tampak puas melihat adzab yang menimpa SD, namun 
orangtua SD tampak sedih dan tidak ingin berbicara dengan wartawan.
Salah satu tokoh masyarakat, Kyai Hanif (50) merasa heran dengan 
perilaku warga yang terlihat senang ketika tetangganya terkena adzab. 
Menurutnya, perbuatan SD memang salah, tetapi bukan berarti kita pantas 
merasa senang dengan apa yang ia alami.
“Bahkan para nabi saja tidak merasa bahagia ketika kaumnya diadzab,” 
ujar Kyai Hanif yang mengaku pamornya semakin turun sejak ia mengkritik 
sikap warga.
Kritik dari Kyai Hanif tersebut seringkali ditanggapi warga dengan 
nada dingin. “Saya nggak paham kenapa Kyai membela anak durhaka itu. 
Menurut saya sih, adzab yang diterima SD itu sudah sepantasnya jadi 
pelajaran bagi kita semua agar tidak durhaka. Untunglah saya tidak 
pernah durhaka seperti anak itu,” ucap Rian (20) yang diwawancarai saat 
hendak berangkat ke dokter kulit.
“Maaf, Mas. Saya buru-buru, harus pergi ke dokter, badan saya lagi 
alergi gatal-gatal,” ucap Rian sambil melengos pergi. Di sela-sela jaket
 tebal yang ia kenakan terlihat rambut-rambut berwarna cokelat yang 
tumbuh panjang.
SUMBEBR 




 04.03
04.03
 Unknown
Unknown
 
 Posted in:
 Posted in:   

 

0 komentar:
Posting Komentar