Senyum Petani dari Getir menuju Bahagia

Semoga puasa menjadi teladan untuk selalu berbagi bagi sesama dalam ruang suka dan bahagia. Tidak hanya berhenti ketika idul fitri datang menanti, namun berlanjut dan memiliki tanda-tanda yang dapat dibaca oleh zaman di masa depan. Penduduk Desa Prapag Kidul Kec. Losari Kab. Brebes mayoritas berprofesi sebagai petani, melakoni hidup menjadi petani adalah sebuah pilihan kesadaran dan keterpaksaan. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan untuk mengakses kehidupan lebih baik karena faktor ekonomi, pendidikan dan sosial. Keterpaksaan karena itulah kemampuan turun temurun yang berkumpul dari pengalaman langsung mengikuti orang tua di kampung. Menjadi petani adalah sebuah kegetiran dengan segala keterbatasan. Menjadi buruh tani dengan sedikit lahan adalah kegetiran bagi yang berada dalam keterbatasan. Namun dalam persoalan menjalani hidup adalah persoalan lain, kebahagiaan akan penerimaan karunia Allah, kesempatan untuk berbuat, bekerja adalah nikmat yang tidak dapat tergantikan oleh berbagai atribut kemewahan. Dengan cangkul yang setia setiap pagi menemani ke sawah atau ladang kami. Ia berjalan dengan langkah gontai menawan hati. Diantara keriput wajahnya dan beberapa gigi yang telah pergi meninggalkan rongga mulut ia tetap tersenyum bahagia yang tidak dibuat-buat. Namun mereka tetap asyik menjalaninya, ketika suatu pekerjaan selesai alangkah nikmatnya walaupun seteguk air putih yang dibawanya dari rumah.

Posted in: Tani